AYAM JAGO DAN JARUM EMAS
Pada zaman dahulu kala, di hutan rimba hiduplah seekor ayam Jago dan seekor Elang. Mereka adalah sahabat baik dan hampir seperti keluarga, sering saling membantu dan menolong satu sama lain. Pada suatu hari ketika si ayam jago sedang asik mencari makan di dalam hutan, tanpa sepengetahuanya di balik semak-semak ada sekor harimau yang sedang mengintainya. Ketika ayam jago sedang asyik mengais-ngais mencari makanan, tiba-tiba harimau muncul dan ingin memangsanya. Ayam jago pun berlari terbirit-birit untuk menyelamatkan diri,tapi harimau itu terus mengejarnya. Harimau yang sedang kelaparan karena sudah dua hari tidak makan itu pun tak mau kehilangan mangsa yang sudah di depan mata. Sedangkan si ayam jago berusaha berlari lebih cepat,karena ayam tidak bisa terbang, dia pun hanya berjalan dan berlari di tanah.
Ayam jago semakin terpojok, tentu saja kecepatan larinya tak bisa menandingi kecepatan harimau. Ketika keadaan semakin gawat,tiba-tiba sang elang datang menolongnya. Dia menyambar dan mematuk harimau itu bertubi-tubi. Di patuk dan di cakar dengan paruh dan kukunya yang tajam, Ahirnya harimau itupun lari kembali masuk ke dalam hutan dengan membawa luka dan rasa sakit di sekujur tubuhnya. "Untungkah kamu cepat datang.... Terimakasih elang sahabat ku. Kalau tidak, mungkin aku sudah di mangsa oleh Harimau itu". Kata ayam jago dengan nafas terengah-engah. "Sama-sama kawan. Bukankah sebagai sahabat kita memang harus saling menolong".Kata elang dengan ramah. "Tapi tidak selamanya kamu bisa menolong ku, Hari ini aku termasuk beruntung karena kau tepat waktu datangnya, coba tadi telat sedikit saja. Pasti aku sudah jadi almarhum sekarang". Kata ayam jago dengan wajah murung. "Sudahlah kawan. Tak usah murung begitu. Mungkin ucapan mu memang benar.Andai saja aku bisa melakukan sesuatu untuk membuat mu bisa merasa tenang,pasti akan aku lakukan".Kata elang coba menghibur. "Yah..Mungkin memang sudah takdir kawan. Aku ini cuma seekor ayam, takdir ku hanya bisa berjalan di atas tanah. Andai saja aku bisa terbang seperti mu, pasti tak ada lagi yang bisa mengganggu ku". Kata ayam setengah mengeluh. "Hmm..Kalau itu keinginan mu, mungkin aku bisa membantu".Jawab elang. "Benarkah kawan? Bagaimana caranya?". Tanya ayam Jago penasaran. "Bangsa burung mempunyai sebuah benda pusaka berupa jarum emas. Jarum itu kami gunakan untuk menyulam sayap-sayap kami agar kami bisa terbang. Tapi... Jarum itu tak bisa di pinjamkan pada semua binatang, Karena jarum itu adalah benda pusaka bangsa kami".Jawab elang. "Wahh... benarkah? Apa kau juga tak bisa meminjamkanya pada ku? Kita kan sahabat baik, masa kau tidak percaya padaku?". Tanya ayam coba membujuk Elang.
Sesaat, Elang tampak berfikir, tapi setelah ayam terus merengek dan membujuknya...Ahirnya elangpun berjanji, Besok akan datang ke rumah ayam jago dan meminjamkan jarum emas itu. Hari sudah beranjak sore. mereka pun pulang kerumahnya masing-masing.
Keesokan harinya, ayam jago tampak sudah rapi duduk di teras rumah. Sesekali dia keluar dan melihat sekeliling. Tampaknya dia sedang menunggu kedatangan burung Elang. Tidak begitu lama, akhirnya burung elang tiba di rumah ayam Jago. Burung elang langsung duduk sambil menegluarkan sesuatu dari balik sayapnya. "Nah gunakanlah harum ini dengan bijak. Jaga baik-baik. Jangan sampai kamu hilangkan. Karena aku yang meminjamnya dari raja burung Elang. Jika sampai ada apa-apa pada jarum ini, maka bangsa elang yang akan menanggung aib dan di salahkan oleh semua bangsa burung. Dan ingat pesan ku, Setelah selesai kau pakai, simpanlah baik-baik sampai aku datang untuk mengambilnya. Jangan kau pinjamkan pada siapapun tanpa seijin ku". Kata elang berpesan pada Ayam Jago. "Aku paham kawan. Aku berjanji akan mengingat dan memenuhi semua pesanmu itu. Dan jarum ini akan ku jaga baik-baik". Jawab ayam jago Meyakinkan. "Baiklah kalau begitu. Jarum itu aku pinjamkan pada mu. Tiga hari lagi aku akan datang untuk mengambilnya kembali".Kata elang kemudian terbang tinggi ke cakrawala.
Setelah elang pergi, ayam jagopun cepat-cepat menyulam sayapnya dengan jarum emas. Dia tak sabar untuk segera dapat terbang seperti elang, kawannya. Namun baru setengah sayap yang di sulamnya, dia tak sabar untuk segera mencoba. Diapun menaruh jarum emas itu di atas batu, kemudian dia mencoba terbang naik ke atas pagar. "Ahaaa....Ahirnya aku bisa terbang sekarang !!!". Teriak ayam jago dengan bangganya. Walau hanya baru setinggi pagar, dia sudah sangat merasa bangga dan senang. Tiba-tiba si ayam betina datang. Dia sangat heran dan takjub melihat ayam jago yang bisa naik di atas pagar. "Hai ayam jago, bagaimana kau bisa naik setinggi itu?".Tanya si ayam betina penasaran. "Aku terbang untuk naik ke sini". Kata ayam jago membanggakan diri pada ayam betina. "Terbang???! Bagaimana bisa?". Tanya ayam betina semakin penasaran dan tidak percaya. "Tentu saja bisa. Aku menyulam sayap ku dengan jarum emas yang aku pinjam dari elang sahabat ku". Jawab ayam jaga sambil terus mengepakan sayapnya tanpa memperhatikan ayam betina. "Wah..Hebat. Apakah aku boleh meminjamnya juga agar aku bisa terbang sepertimu??". Kata ayam betina mencoba merayu. "Ya Tentu saja boleh. Ambilah jarum itu di atas batu di sebelah mu. Lalu cepatlah terbang ke samping ku". Kata ayam jago dengan gembira. Dia telah lupa pada janjinya pada burung Elang.
Si ayam betina pun segera menyulam sayapnya. Karena tak sabar ingin segera bisa terbang seperti ayam jago, sebentar-sebentar dia terus mencoba terbang. Begitu dia lakukan berkali-kali. Dan ahirnya..Ayam betina pun bisa terbang ke atas pagar menyusul ayam jago. Mereka berduapun sangat senang dan gembira sekali. Setelah mereka puas bertengger, merekapun kembali turun untuk meneruskan menyulam agar bisa terbang sepenuhnya. Namun, Jarum emas yang mereka gunakan telah hilang entah kemana. Mungkin karena kibasan sayap ayam betina tadi, jarum itu jatuh kesela-sela bebatuan. "Wah celaka!! Kau taruh dimana jarum emas tadi?". Tanya ayam jago mulai panik. "Aku tak tahu, aku lupa menaruhnya..".Jawab ayam betina. "Kalau sampai jarum itu hilang, elang pasti akan sangat marah pada ku. Ayo kita segera mencarinya sama-sama". Kata ayam jago makin panik.
Mereka berduapun segera mencari jarum itu, lama mereka mencari namun tetap tidak ditemukan. Mereka makin panik dan mulai mencakar-cakar tanah berharap jarum itu mereka temukan, siapa tahu jarum itu terselip dan tertimbun ke dalam tanah. Tapi sampai hari menjelang gelap, jarum itu tak mereka temukan. Dan pada esok hari merekapun kembali meneruskan pencarian. Tapi sampai hari ketiga, jarum itu tetap tidak ditemukan. Sampai pada ahirnya Elang pun datang untuk mengambil jarum itu. Tapi setelah mendengar jarum itu telah hilang, elang sangat marah. Dia sangat murka karena ayam jago sahabatnya telah melanggar janji. Ayam jago telah meminjamkan jarum emas itu tanpa seijin sang elang, hingga membuat jarum itu hilang.
"Hai ayam jago!!!.. Aku percaya pada mu, tapi kau menghianati kepercayaan ku. Apakah kau tak sadar? Karena kecerobohanmu, bangsa elang yang menanggung akibatnya. Kami akan diasingkan dan di kucilkan oleh bangsa burung. Pokoknya aku tak mau tahu, kau harus tanggung jawab. Selama kau belum menemukan jarum emas itu, anak cucu keturunan mu tidak akan aman dari ancaman bangsaku". Kata elang kemudian terbang dengan membawa amarah yang meluap-luap.
Dan sejak saat itulah, sampai sekarang elang selalu menyambar anak-anak ayam dan ayam juga selalu mencakar-cakar tanah ketika mereka mencari makan. Berharap mungkin mereka bisa menemukan jarum emas yang pernah mereka hilangkan. Dan kebiasaan itu terus berjalan sampai saat ini.
Pesan Moral Cerita Dongeng Fabel Ayam Jago dan Jarum Emas Burung Elang adalah : Jangan pernah menghiati kepercayaan yang diberikan kepada kita, karena itu akan membuat orang lain kecewa dan tak mempercayai kita lagi. Berusahalah menjadi orang yang mampu mengemban amanah. Dan Jangan pernah mengambil atau meminjamkan sesuatu tanpa seijin pemiliknya.
Cerita Dongeng Indonesia memuat dengan lengkap unsur-unsur dan kaidah baku dalam menyajikan cerita dan dongeng, meliputi unsur Intrinsik yaitu meliputi Tema, Amanat/Pesan Moral, Alur Cerita/Plot, Perwatakan/Penokohan, Latar/Setting, dan Sudut pandang. dan kadang disertai unsur Ekstrinsik Cerita.
0 Response to "KISAH AYAM JAGO DAN JARUM EMAS"
Post a Comment